Loading
Sejarah Singkat Berdirinya Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri

Sejarah Singkat Berdirinya Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri

Sejarah Singkat Berdirinya Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri

PENCAKSILAT.TV – Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri atau lebih dikenal dengan sebutan Perisai Diri atau PD merupakan organisasi Bela diri silat yang berasal dari Indonesia yang memiliki teknik bela diri yang digali dari kungfu shaolin dan 156 aliran silat Indonesia, di sari sedemikian rupa sehingga menjadi teknik bela diri paling efektif dan sesuai dengan anatomi tubuh manusia.

Dengan mempelajari Perisai Diri, selain memiliki skill bela diri, siswa juga akan memiliki karakter seorang ksatria yang berani, cakap, dan bermental baja. Dengan metode yang disesuaikan dengan kompetensi fisik masing-masing siswa, latihan bela diri bukan lagi menjadi penyiksaan fisik melainkan pembentukan tubuh, jiwa dan pikiran yang seimbang.

Teknik silat Indonesia yang diciptakan oleh Pak Dirdjo (mendapat penghargaan pemerintah sebagai Pendekar Purna Utama) yang pernah mempelajari lebih dari 150 aliran silat nusantara dan mempelajari aliran kungfu siauw liem sie (shaolin) selama 13 tahun.

Teknik praktis dan efektif berdasar pada elakan yang sulit ditangkap dan serangan perlawanan kekuatan maksimum. Saat ini merupakan silat yang paling dikenal dan banyak anggotanya di Australia, Eropa, Jepang dan Amerika Serikat. Pak Dirdjo (panggilan akrab RM Soebandiman Dirdjoatmodjo) lahir di Yogyakarta, tanggal 8 Januari 1913 di lingkungan Keraton Pakoe
Alam. Beliau adalah putra pertama dari RM Pakoesoedirdjo, buyut dari

Pakoe Alam II. Sejak berusia 9 tahun beliau telah dapat menguasai ilmu pencak silat yang ada di lingkungan keraton sehingga mendapat kepercayaan untuk melatih teman-temannya di lingkungan daerah Pakoe Alaman. Di samping pencak silat beliau juga belajar menari di Istana Pakoe Alam sehingga berteman dengan Saudara Wasi dan Bagong Kusudiardjo.

Karena ingin meningkatkan kemampuan ilmu silatnya, pada tahun 1930 setamat HIK beliau meninggalkan Yogyakarta untuk merantau tanpa membawa bekal apapun dengan berjalan kaki. Tempat yang dikunjunginya pertama adalah Jombang, Jawa Timur. Di sana beliau belajar silat pada Bapak Hasan Basri, sedangkan pengetahuan agama diperoleh dari Pondok Pesantren Tebuireng.

Setelah menjalani gemblengan keras dengan lancar dan dirasa cukup, beliau kembali ke barat. Sampai di Solo beliau belajar pada Bapak Sayid Sahab. Beliau juga belajar kanuragan pada kakeknya, Jogosurasmo.

Tujuan berikutnya adalah Semarang, di sini beliau belajar pada Bapak Soegito dari aliran Setia Saudara. Dilanjutkan dengan mempelajari ilmu kanuragan di Pondok Randu Gunting Semarang.

Dari sana beliau menuju Cirebon setelah singgah terlebih dahulu di Kuningan. Di sini beliau belajar lagi ilmu silat dan kanuragan dengan tidak bosan-bosannya selalu menimba ilmu dari berbagai guru. Selain itu beliau juga belajar silat Minangkabau dan silat Aceh. Beliau pun mulai meramu ilmu silat sendiri. Pak Dirdjo lalu menetap di Parakan, Banyumas, dan pada tahun 1936 membuka perkumpulan pencak silat dengan nama Eka Kalbu.

Setelah puas merantau, beliau kembali ke tanah kelahirannya, Yogyakarta. Ki Hajar Dewantoro yang masih Pakde-nya, meminta Pak Dirdjo melatih di lingkungan Perguruan Taman Siswa di Wirogunan.

Tahun 1954 Pak Dirdjo pindah dinas ke Kota Surabaya. Di sinilah, dengan dibantu oleh Bapak Imam Romelan, beliau membuka dan mendirikan kursus pencak silat Keluarga Silat Nasional Indonesia PERISAI DIRI pada tanggal 2 Juli 1955.18

Pengalaman yang diperoleh selama merantau dan ilmu silat Siauw Liem Sie yang dikuasainya kemudian dicurahkannya dalam bentuk teknik yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anatomi tubuh manusia, tanpa ada unsur memperkosa gerak. Semuanya berjalan secara alami dan dapat dibuktikan secara ilmiah.

Dari mulai didirikan hingga kini teknik silat Perisai Diri tidak pernah berubah, berkurang atau bertambah. Dengan motto Pandai Silat Tanpa Cedera, Perisai Diri diterima oleh berbagai lapisan masyarakat untuk dipelajari sebagai ilmu bela diri.

Tanggal 9 Mei 1983, pak Dirdjo wafat. Tanggung jawab untuk melanjutkan teknik dan pelatihan silat Perisai Diri beralih kepada para murid-muridnya yang kini telah menyebar ke seluruh pelosok tanah air dan beberapa negara di Eropa, Amerika dan Australia. Untuk menghargai jasanya, pada tahun 1986 pemerintah menganugerahkan gelar Pendekar Purna Utama bagi Bapak RM Soebandiman Dirdjoatmodjo.

Sebagai anggota Perisai Hati akan mendapatkan didikan bela diri dengan metode pelatihan praktis yaitu Latihan Serang Hindar. Pada latihan ini akan diajarkan cara menyerang dan menghindar yang paling efisien, cepat, tepat, tangkas, deras dan bijaksana.

Sekalipun berhadapan langsung dengan lawan, kemungkinan cedera amat kecil karena setiap siswa dibekali prinsip-prinsip dasar dalam melakukan serangan dan hindaran. Resiko kecil pada metode Serang Hindar inilah yang melahirkan motto Pandai Silat Tanpa Cedera. Dengan motto inilah Perisai Diri menyusun program pendidikan dengan memperhatikan faktor psikologis dan kurikulumnya.

Dalam silat Perisai Diri terdapat Teknik Kombinasi dan Teknik Asli. Teknik Asli dalam silat Perisai Diri sebagian besar diambil dari aliran Siauw Liem Sie. Dengan kreativitas Pak Dirdjo, yang mirip hanyalah sikap awalnya saja, sedangkan gerakan maupun implementasinya sudah dijiwai oleh karakter pencak silat Indonesia.

Hal ini yang menjadikan ilmu silat Perisai Diri mempunyai sifat unik, tidak ada kemiripan dengan silat yang lain. Disebut Asli karena mempunyai frame tersendiri, bukan merupakan kombinasi dari beberapa aliran silat.

Adapun teknik Asli dalam silat Perisai Diri antara lain: Burung Mliwis, Burung Kuntul, Burung Garuda, Lingsang, Kuda Kuningan, Setria Hutan, Harimau, Naga, Setria, Pendeta, dan Putri. Itulah tadi Sejarah Singkat Berdirinya Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri. Semoga bermanfaat. Sumber: Skripsi Amran Habibi 2009 dengan judul “SEJARAH PENCAK SILAT INDONESIA” (*)

Top