Loading

Profil Pendekar Cimande Abah Khaer: Lengkap dengan Sejarah Berdrinya

PENCAK SILAT TV-Profil Pendekar Cimande Abah Khaer: Lengkap dengan Sejarah Berdrinya.

Para pendekar pencak silat Indonesia tentu sudah tidak diragukan lagi. Dari zaman penjahan colonial belanda yang pada masa itu sebelum nama Indonesia di deklarsikan oleh para pejuang bangsa, nama negara kita adalah Hindia Belanada.

Para pendekar dari berbagai nusantara sudah mengemban berbagai macam aliran perguruan silat di nusantara. Diantaranya Abah Khaer adalah pendekar silat yang disegani pada masanya. Pada pertengahan abad ke-17, ia memperkenalkan jurus silat Cimande kepada murid-muridnya.

Menurut berbagai sumber yang kami ketahui. Abah Khaer adalah seorang ahli maenpo dari Kampung Badui. Dia dipercayai sebagai keturunan Abah Bugis (Bugis di sini tidak merujuk kepada nama suku atau daerah di Indonesia Tengah).

Abah Bugis sendiri adalah salah seorang Guru ilmu perang khusus dan kanuragaan untuk prajurit pilihan di Kerajaan Padjadjaran dahulu kala. Kembali ke Badui, keberadaan Abah Khaer di Kampung Badui mengkhawatirkan sesepuh-sesepuh Kampung Badui, karena saat itu banyak sekali pendekar-pendekar dari daerah lain yang datang dan hendak mengadu jurus dengan Abah Khaer, dan semuanya berakhir dengan kematian. Kematian karena pertarungan di tanah Badui adalah “pengotoran” akan kesucian tanah Badui.

Karena itu, pimpinan Badui (biasa dipanggil Pu’un) meminta Abah Khaer untuk meninggalkan Kampung Badui, dengan berat hati, Abah Khaer pun pergi meninggalkan Kampung Badui dan bermukim di desa Cimande-Bogor.

Tetapi, untuk menjaga rahasia-rahasia Kampung Badui (terutama Badui dalam), Abah Khaer diminta untuk membantah kalau dikatakan dia berasal dari Badui, dan orang Badui (Badui dalam) pun semenjak itu diharamkan melatih Maenpo mereka ke orang luar, jangankan melatih, menunjukan pun tidak boleh. Satu hal lagi, Abah Khaer pun berjanji untuk “menghaluskan” Maenpo nya, sehingga tidak ada lagi yang terbunuh dalam pertarungan, dan juga dia berjanji hanya akan memakai dan memanfaatkannya untuk kemanusiaan.

Oleh karena itu, dahulu beberapa Guru-guru Cimande tua tidak akan menerima bayaran dari muridnya yang berupa uang, lain halnya kalau mereka memberi barang misalnya beras, ayam, gula merah atau tembakau sebagai wujud bakti murid terhadap Guru. Barang-barang itupun, oleh Guru tidak boleh dijual kembali untuk diuangkan.

Di dalam Silat Cimande tidak hanya mempelajri jurus saja. Namun, terdapat tujuan luhur yang sangat luarbiasa. Diantaranya sebagai berikut:

  1. Terwujudnya kesadaran yang mendalam tentang jiwa pencak silat Cimande sehingga dapat mengamalkan secara konsekuen.
  2. Terwujudnya keluarga besar pencak silat Cimande yang taar dan saleh dalam melaksanakan ibadah.
  3. Terwujudnya pembinaan tradisi, adat istiadar dan ajaran yang mempunyai nilai-nilai luhur yang selaras dengan kehidupan dan tata kehidupan Pancasila serta UUD 1945.
  4. Terwujudnya sikap dan perilaku hidup serta amal perbuatan keluarga besar pencak silat Cimande yang berpedoman pada Taleq (kode etik yang harus ditaati).
  5. Terwujud dan terpeliharanya identitas anggota keluarga besar pencak silat Cimande dimana saja mereka berada.

Dapat ditarik kesimpulan bawa dari 5 tujuan luhur yang telah di tanamkan dan diajarkan dalam Pencak Silat Cimande inilah yang menjadi landasan alasan perguruan Cimande mashur hingga sekarang.

Demikian Profil pendekar Cimande Abah Khaer: lengkap dengan sejarah berdrinya semoga dapat bermanfaat. MAR (*)

Top