Loading
Profil KH. Manaf Abdul Karim Pendiri Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia (GASMI)

Profil KH. Manaf Abdul Karim Pendiri Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia (GASMI)

PENCAKSILAT.TV-Profil KH. Abdul Karim Pendiri Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia (GASMI).

KH. Abdul Karim adalah pendiri Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia (GASMI). GASMI didirikan di Kediri, Jawa Timur sekitar tahun 1915 dan awalnya bernama Pencak Prok (Pencak Praktis). Kemudian berganti nama menjadi GASMI dan resmi berdiri sebagai badan hukum. KH. Abdullah Maksum Jauhari, cucu KH. Manaf Abdul Karim mempopulerkan GASMI pada tahun 1960an dan berperan penting dalam perkembangannya. GASMI merupakan organisasi pencak silat ternama di Indonesia dan turut andil dalam terbentuknya Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa (PSNU-Pagar Nusa).

Pada artikel kali ini sobat pencak silat Tv akan mengupas Profil KH. Manaf Abdul Karim Pendiri Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia (GASMI).

KH. Abdul Karim atau sering disapa Mbah Manab (1856 – 1954) adalah ulama pendiri Pondok Pesantren Lirboyo yang berlokasi di Desa Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Pada tahun 1908, ia menikah dengan putri Kiai Sholeh, Banjarmlati, Kediri bernama Siti Khodijah alias Nyai Dhomroh. Kiai Abdul Karim juga dikenal berada di garda terdepan dalam melawan penjajah, salah satunya bisa dilihat saat ia mengirimkan santri-santrinya ke Pertempuran Surabaya dan perlawanan terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) di Kediri dan sekitarnya.

Sejak kecil, KH. Abdul Karim sudah sangat giat untuk mencari ilmu, terutama bersama sang kakak yang bernama Kiai Aliman. Pesantren yang pertama kali beliau singgahi terletak di desa Babadan, Gurah, Kediri. Kemudian beliau meneruskan pengembaraannya ke daerah Cepoko, Nganjuk, di sini kurang lebih selama 6 Tahun.

Setelah dirasa cukup, beliau meneruskan ke Pesantren Trayang, Bangsri, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, di sinilah beliau memperdalam kajian ilmu Al Quran. Lalu beliau melanjutkan pengembaraan ke Pesantren Sono, Sidoarjo, sebuah pesantren yang terkenal dengan ilmu sharaf-nya. Selama tujuh tahun lamanya beliau menuntut ilmu di pesantren itu, selanjutnya beliau memperdalam lagi ilmunya di salah satu pesantren besar di Pulau Madura yang diasuh langsung oleh Syaikhona Kholil Bangkalan selama 23 tahun.

Pada usia 40 tahun, KH. Abdul Karim meneruskan pencarian ilmu di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur yang diasuh oleh sahabat karibnya semasa di Bangkalan Madura yakni KH. Hasyim Asy’ari. Hingga pada akhirnya KH. Hasyim asy’ari menjodohkan KH. Abdul Karim dengan putri Kiai Sholeh dari Banjarmlati Kediri pada tahun 1908.

Demikian Profil KH. Abdul Karim Pendiri Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia (GASMI). MAR (*)

Top