Loading

Makna Falsafah dan Ajaran PSH Winongo

PENCAK SILAT.TV– Makna Falsafah PSH Winongo. Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSH Winongo) merupakan perguruan pencak silat yang berawal dari didirikannya Sedulur Tunggal Kecer oleh Ki Ngabehi Soerodwirjo pada tahun 1903.

PSH Winongo mempunyai tujuan untuk ikut serta dalam bela negara dan mengolah rasa dan batin. Agar tencapai keluhuran budi dalam mendapatkan kesempurnaan hidup.

Serta kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan batin baik di dunia maupun akhirat memalui jalan pencak silat.

Sebagai olahraga atas dasar jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat yaitu dengan meninggalkan semua larangan dari Allah dan menjalankan perintah-Nya.

Atau lebih dikenal dengan istilah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, menjalankan perintah atau kewajiban dan meninggalkan keburukan atau larangan.

Dalam PSH Winongo, seorang warga tidak hanya diajarkan gerakan bagaimana menyearang lawan atau melakukan pembelaan tapi juga terdapat ajaran yang luhur dan mulia.

Ajaran tersebut dikenal sebagai Edi Peni Adi Luhung yang mempunyai arti sesuatu yang baik dan mulia. Kalimat tersunt merupakan kata mutiara dalam bahasa jawa yang menunjukkan kondisi sesuatu yang sangat baik.

Jika di artikan perkata adalah Edi peni berarti segala sesuatu yang harmonis, sementara Adi luhung yaitu menjelaskan kondisi mulia yang berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku utama.

Ajaran tersebut selaras denga filsafah yang digunakan oleh PSH Winongo, yeng menggunakan falsafah dari hindu.

Falsafah PSH Winongo adalah Tat Twam Asi yang merupakan falsafah dari Bali yaitu agama hindu.

Tat Twam Asi merupakan kalimat dari sansekerta, yang mempunyai arti itu adalah kau. Kalimat ini merupakan kata-kat falsafah hindu yang mengedepankan aspek sosial tanpa batas.

Karena dapat diketahu dari maknanya saya adalah kamu dan segala makhluk adalah sama. Kalimat ini memiliki atman dari brahman mempunai makna yang dalam.

Menolong orang lain adalalah menolong diri sendiri sedangkan menyakiti orang lain berarti menyakiti diri sendiri.

Kalimat ini merupakan salah satu Maha Faqiah ataupun semboyan utama dalam sanadnya Dharma yang berlandaskan Weda.

Mulanya kalimat ini muncul pada kitab Jadokia Upanasat 687 dalam dialognya antara Uda Kala dan putranya. Kalimat ini muncul pada bagian akhir dan diulang-ulang pada bagian selanjutnya.

Maka kalimat ini adalah sang diri dalam kondisi asli atau murni tulen yang merupakan bagian identik atau persis dengan kebenaran sejati. Sebagai dasar atau asal dari segala fenomena yang terjadi di dunia.

Jadi kalimat Tat Twam Asi artinya ia adalah kamu ataupun kamu adalah aku. Jika di PSH Winongo mempunyai arti sumpahmu adalah sumpahku.

Kalimat ini didapatkan oleh Ki Ngabehi Soerodwirjo atau lebih akrab disapa dengan Eyang Soero dari seorang gurunya yang berasal dari bali yang bernama Nyoman Ide Gempol.

Nyoman Ide Gempol merupakan punggawa besar dari kerajaan Bali. Hal ini merupakan salah satu alasan kenapa Tat Twam Asi dijadikan sebagai falsafah yang dipegang oleh PSH Winongo.

Tat Twam Asi mengajarkan tentang saling sodaritas, saling tolong menolong, dan guyub rukun yang sekaligus ajaran dalam PSH Winongo.

Selain itu juga menyampaikan bahwa semua manusia mempunyai kedudukan yang sama. Yang membedakan adalah tingkat ketakwaan kepada Tuhan.

Warga PSH Winongo diajarkan untuk tidak boleh memukul dan menyakiti orang lain. Tetapi selalu berbuat baik kepada orang lain karena sama halnya berbuat baik kepada diri sendiri.

Itulah makna falsafah PSH Winongo. MAR(*)

 

Top